ilustrasi: scx.hu |
Indonesia
adalah paru-paru dunia, masihkah ungkapan itu layak bagi negara yang semakin
berkurang luas hutannya, polusi dari emisi industri tidak terkontrol, dan
limbah yang tidak terolah dengan baik? Hanya kita yang merasakannya, dimana
oksigen yang kita hirup saat ini masih melimpah atau telah tercampur dengan
gas-gas berbahaya lainnya. Dengan efek demikian tumbuhlah berbagai bidang
kajian terkait go green.
Termasuk
di dalamnya adalah green marketing, konsep
yang cukup menarik, karena muncul pada saat masyarakat tengah sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan. Kesadaran tersebut tumbuh melalui berbagai
kampanye, seminar dan diskusi lingkungan, yang menyulut masyarakat peka dan
bertindak go green. Alhasil, moment
ini dimanfaatkan oleh perusahaan dengan mengadopsi green marketing dalam
promosi produk dan pencitraan perusahaan.
Green marketing saja tentu tak cukup untuk mendapatkan dan mengikat
konsumen, jika tidak dibarengi dengan tindakan real dari produsen (perusahaan). Apalagi untuk saat ini masyarakat
Indonesia sudah mulai paham mengenai konsep go
green. Seiring tingkat pendidikan dan edukasi, hingga apa yang harus mereka
lakukan untuk menyelamatkan bumi, tak hanya untuk membeli produk ramah
lingkungan dan organik saja, namun proses yang dilakukan oleh produsen terkait produk
dan proses juga menjadi perhatian masyarakat. Sudah go green atau belum?
No comments:
Post a Comment