Oleh: Mulyadi Saputra
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tinggi, mahasiswa mana yang tak mau. Namun tak banyak yang bisa memperolehnya, ada yang mendapatkan IPK tinggi namun ia hanya konsentrasi kepada kuliah saja, tidak aktif di organisasi dan juga tidak ikut kompetisi-kompetisi. Hanya melulu kuliah. Banyak yang menilai demikian itu tidak juga baik bagi seorang mahasiswa, karena saat ini yang banyak di butuhkan adalah yang memiliki soft skill bagus. Soft skill di dapat salah satunya dengan aktif di organisasi. Sedangkan yang aktif di organisasi, ikut berbagai macam kompetisi tetapi IPK tetap tinggi, sangat sedikit sekali.
Ririn Wulandari Kole
yang akrab di sapa Ririn adalah salah satu dari sedikit orang tersebut. IPK 3,8
mendapat berbagai macam prestasi baik akademik maupun non akademik, aktif pula
di beragam organisasi. Tentu pertanyaannya, kok bisa ya? Tentu bisa, kuncinya menurut
Ririn, manajemen waktu. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ikom)
Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) angkatan 2009 ini, terakhir menjadi juara
pertama dalam ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat Kopertis Wilayah IV, meraih
juara pertama di ‘National Debate
Competition E-Marketing’ di Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
“Kuncinya harus bisa
manajemen waktu, meski kompetisi kadang menyita waktu belajar, karena saya banyak membagi perhatian pada beberapa hal.
Tapi karena saya belajar di lingkungan manajemen, ya harus bisa mengelola semua
itu,” ucap Ririn yang dilahirkan di Sulawesi Tenggara, tepatnya Kota Raha.
Tak hanya
itu saja kompetisi yang ia juarai, dalam kompetisi Indonesia Marketing Competition (Imotion) di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Ririn mampu merebut juara tiga,
dan dalam kompetisi di Alsa English
Challenge di Universitas Padjadjaran (Unpad), ia mampu merebut juara dua.
Hal ini tentu mengagumkan. Ia tak hanya membawa nama peribadi semata tetapi juga
institusi.
“Lakukan
semua hal yang positif dengan maksimal dan terbaik, jangan setengah-setengah.
Saya ikut kompetisi sejak duduk di SD, cuma dulu paling dalam
kompetisi bahasa Indonesia, Saint, IPA dan lainnya. Nah, pas sudah SMP mulai lebih
luas lagi, SMA juga ikutan, cuma emang belum pernah jadi juara nasional saat
itu. Baru pas ke Bandung semester empat atau lima kemarin jadi juara tiga di FE
UI,” papar gadis yang lahir pada 11 April 1991 ini.
Juara dalam lomba tak
membuat Ririn terlena, ia masih tetap aktif diberbagai Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM), salah satunya yakni UKM Student English Forum (SEF) dan IM Telkom Choir
(UKM paduan suara). Motivasinya tak lain yakni untuk memperluas pengetahuan,
dan teman. “Semua orang bisa saja merangkul 500 teman,
tapi bisa saja dari 500 itu ada yang menjadi memusuhi. Tapi saya percaya, kalau
semua tergantung niat, kalau niatnya memang baik, meski belok-belok sedikit,
nanti pasti jadi baik,” ujarnya.
Ririn yang memiliki
tokoh inspirasi seorang mantan Presiden Indonesia, B.J. Habibie ini, memiliki
cita-cita menjadi seorang Chief Executive
Officer (CEO), meski tujuan akhirnya ingin menjadi seorang pengajar dan
memiliki usaha sendiri. Menurutnya B.J. Habibie layak menjadi contoh, karena
kebijakkannya yang terkadang kontroversial dan menuai pro
dan contra, bila dipikir-pikir masuk akal dan menarik untuk jadi
referensi.
“Di Prodi Ikom saya sudah mengambil konsentrasi Marketing Communication dari semester
empat. Cita-cita saya pengen jadi CEO, karena saya ingin terjun di dunia marketing dan bisnis. Bisnis itu stakeholdernya banyak banget,
berhubungan dengan masyarakat, konsumen, dan pemerintah. Bisa banyak belajar
dari segala hal. But finally, saya
ingin menjadi pengajar sambil jadi entrepreneur,
pengen buka usaha sendiri,” ungkapnya.
Untuk saat ini, target
terdekatnya dalam kompetisi yakni ikut serta dalam kompetisi paduan suara
internasional di Korea. “Targetnya terdekat pada
bulan November ini, saya beserta teman-teman IM Telkom Choir ingin kompetisi di paduan suara internasional di Bhutan,
Korea. Bhutan International Quair Festival. Kelompok IM Telkom Choir harus mencoba ikut kompetisi tingkat dunia. Siapa tahu
kita bikin lompatan quantum buat
kompetisi-kompetisi di nasional,” tuturnya.
Wanita yang kini tinggal
di Kota Bandung sejak 2009 ini senang dengan berbagai tantang, “I’m love the
challenge, saya suka tantangan dan
berkompetisi, kalau kita jadi bagian kampus yang sudah besar, tentunya
biasa-biasa saja di kampus besar itu. Tapi kalau ikut membesarkan ibarat orang
yang menyusun pondasinya dari bawah, kita ikut membesarkan kampus. Nah, ketika
itu menjadi besar dan kita berada dalam prosesnya, dan itu bisa menjadi
kebanggan tersendiri. Kesannya lebih banyak perjuangan,” katanya.
Alumni
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Kota Raha ini meski telah menjuarai
berbagai prestasi, ia tetap ingin berbagi dengan yang lain soal pengetahuan dan
keilmuan. Ia tak ingin disebut menjadi ‘one woman show’. “Saya pengen ada
regenerasi, jadi adik-adik kelas harus ikut serta dalam berbagai kompetisi dan
mereka juga harus bisa menjadi juara baik nasional maupun internasional. Harus
bisa lebih dari yang sebelumnya,” pungkas Ririn yang memiliki hobi membaca,
nyanyi, debat dan diskusi ini.
*Tulisan pernah dimuat di Majalah M-Bizz
No comments:
Post a Comment