foto: whistleout.com.au |
“Video kill the
radio star”. Itulah judul lagu yang pernah dipopulerkan The Buggles tahun
1981 silam. Lagu ini banyak digandrungi kawula muda, hingga di-recycle oleh grup The Presidents of USA
tahun 1990-an. Tapi tunggu, bukan soal musik yang akan dibahas kali ini. Selain
menjadi nama band, ungkapan di atas menunjukkan, dengan adanya video maka orang
akan semakin menikmati sajian sebuah hiburan. Meski tidak secara langsung
membunuh hiburan-hiburan audio yang biasa disajikan media radio, namun kini
orang lebih memilih televisi.
Ya, televisi memang sebuah media penyampaian informasi
dan hiburan yang lengkap. Selain suara, penonton televisi pun dapat melihat
gambar yang disajikan. Pertama kali televisi ditemukan sekitar tahun 1920-an,
warnanya masih hitam putih. Kualitas gambar yang disajikan
pun masih buruk. Namun seiring waktu, televisi terus dikembangkan hingga kini mempunyai bentuk yang bermacam-macam dengan kualitas terbaik. Untuk penyiaran acara-acara televisi pun terus berkembang. Mulai dari penyiaran melalui teknologi gelombang elektromagnetik, frekuensi satelit yang bersifat analog, hingga kini yang besifat digital dengan berbasis Internet Protocol (IP).
pun masih buruk. Namun seiring waktu, televisi terus dikembangkan hingga kini mempunyai bentuk yang bermacam-macam dengan kualitas terbaik. Untuk penyiaran acara-acara televisi pun terus berkembang. Mulai dari penyiaran melalui teknologi gelombang elektromagnetik, frekuensi satelit yang bersifat analog, hingga kini yang besifat digital dengan berbasis Internet Protocol (IP).
Khusus untuk televisi digital berbasis internet
(IPTV), belakangan ini sedang booming.
Bahkan, BUMN telekomunikasi Indonesia, PT Telkom telah meluncurkan IPTV yang
dinamakan Groovia TV. Keistimewaan IPTV tak hanya dari sajian hiburan yang
dapat dinikmati dari sebuah televisi, namun lebih dari itu. IPTV bukan hanya
konten televisi yang didistribusikan via internet, namun merupakan sinergi
antara kekuatan interaksi internet dan web dengan kekuatan media televisi.
Dengan sifatnya yang interaktif, IPTV diharapkan dapat memenuhi keinginan
masyarakat.
Layanan IPTV sendiri secara umum meliputi broadcast televisi dan video di atas
akses internet dan interaksi multimedia dengan kecepatan true broadband seperti game,
shopping, dan advertising. Selain itu, ada layanan content on demand yang termasuk TV
on demand, video on demand, music on
demand, dan karaoke on demand.
Layanan ini pun dapat disaksikan dengan perangkat televisi, komputer, notebook, bahkan smartphone. Untuk tayangan live
serta video on demand, IPTV mendukung
Standard Definition (SDTV) serta High Definition (HDTV). Video on demand sendiri dapat dikontrol
seperti layaknya menonton DVD.
Meski telah banyak bermunculan layanan televisi kabel
(TV kabel), namun layanan IPTV menyajikan keunggulan-keunggulan lebih dari
layanan TV berbayar tersebut. Dan, untuk investasi pengembangannya pun bukan
hal mudah. Jika dulu pengembangan IPTV sangat dibatasi ketersediaan
infrastruktur jaringan broadband, kini
tidak lagi. Bahkan, PT Telkom telah menganggarkan tak kurang dari Rp 50 milyar
untuk investasi pengembangan IPTV. Untuk mendukung layanan ini, Telkom terus
berusaha mengembangkan kapasitas akses, yakni mengembangkan akses pita lebar
dan menambah kecepatan true broadband
atau akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps.
Untuk mendukung kualitas layanan IPTV, kapasitas bandwidth yang diperlukan minimal 6
Mbps. Namun, saat ini kapasitas true
broadband yang sudah terpenuhi baru sekitar 21%. Rencananya, pembangunan
jaringan broadband akan selesai tahun
2014-2015. Untuk sementara, PT Telkom sendiri baru akan mengembangakan IPTV ini
di wilayah Jakarta yang sudah memiliki infrastruktur broadband lebih memadai dibandingkan daerah-daerah lainnya di
Indonesia.
Layanan
IPTV dinilai akan menjadi primadona di masa yang akan datang selain
layanan-layanan broadband lainnya. Terlebih,
pengguna dapat menikmati layanan ini di berbagai gadget. Jika sudah begini, siapkah masyarakat menyambut kehadiran
hiburan televisi terbaru ini? *Dari Berbagai Sumber
*Artikel Pernah Dimuat di Majalah Cyber
No comments:
Post a Comment