Oleh: Mulyadi Saputra
Pengusaha di Indonesia memang belum
sebanyak di negara-negara lain seperti China, Jepang, Singapura atau Amerika
Serikat. Negera-negara tersebut telah mampu menumbuhkan wirausaha hingga 10%
dari jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia saat ini baru mencapai angka 1,5 juta
pengusaha atau sekitar 1,56% dari jumlah penduduk. Padahal idealnya minimal
diangka 4 juta penduduk atau 2% dari jumlah penduduk Indonesia.
Namun Indonesia terus mendorong agar
pengusaha-pengusaha bertumbuhan, salah satunya yakni Institut Manajemen Telkom
(IM Telkom) yang konsen menciptakan wirausahawan muda mahasiswa. Angga Pradika
seorang mahasiswa IM Telkom dari Program Studi (prodi) Akuntasi, yang telah memulai
usahanya. Bahkan saat ini, Angga pradika dapat dibilang sukses, karena telah
memiliki tiga
cabang di Indonesia, yakni di Bandung, Jakarta dan Solo. Usahanya
yang bergerak di bidang kuliner ini, berlabel ‘Mister Tako’ sebuah jajanan dari
negara Jepang.
Angga Pradika yang terlahir 19 tahun
silam tepatnya di Jakarta, 29 Mei 1992 ini, telah memulai usahanya sejak ia
duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu, lelaki yang punya hobi
kuliner ini melihat di Jepang sedang booming
makanan kudapan, seperti cemilan, bernama tokoyaki.
Ia mencoba membuat cemilan ini dan menitipkannya di kantin sekolah.
Ternyata makanan yang ia buat tersebut
banyak disukai orang, sehingga saat ia masuk ke IM Telkom pada tahun 2010 silam
mencoba membuat kreasi gerobak sendiri dengan label ‘Mister Tako’. Pada saat
membuat gerobak tersebut, Angga menggelontorkan dana sebesar Rp. 8 juta,
sedangkan untuk perlengkapan dan bahan-bahannya Rp. 1 juta, sehingga totalnya
yakni Rp. 9 juta.
“Pada tahun 2010 saya buka di sekitar
kawasan pendidikan Telkom, dan responnya cukup bagus. Ya, akhirnya sampai
sekarang ini,” ujar mahasiswa yang kini duduk di semester empat ini.
Anak sulung dari dua bersaudara ini,
memilih menjadi seorang entrepreneur bukan
sekedar mengisi waktu luang saja atau bahkan ikut trend yang saat ini banyak digeluti orang, tetapi memang ia niati
untuk terus mengembangkan usaha tersebut. Berwirausaha dapat menciptakan
kemandirian bangsa, dan membantu permasalahan pengangguran yang saat ini cukup
banyak di negeri ini. “Wirausaha itu banyak sekali manfaatnya. Kita jadi bisa
mengurangi pengangguran, dengan memperkerjakan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Dengan usahanya dan terus kreatif
menciptakan rasa baru di cemilan buatannya itu, kini Angga sedah mulai
menikmati hasilnya. Ia bahkan saat ini sudah memiliki sepuluh pegawai. Dari
hasil usahanya tersebut, omzet per bulan bisa capai RP. 40 juta. “Bahkan pernah
mencapai omzet per booth (gerai gerobak)
sebesar Rp. 15 juta,” ungkapnya.
Meski ia telah sibuk mengurus bisnisnya,
Angga tidak pernah mengabaikan kuliah. Ia justru mendapat Indeks Prestasi
Komulatif (IPK) 3,00 meski terbilang sibuk. Ini yang perlu dicontoh, sebab
kebanyakan mahasiswa yang berwirausaha lupa dengan misi utamanya, yaitu kuliah.
Tak berhenti disitu saja, Angga kini
semakin serius saja dengan pengembangan bisnisnya ini. Sebab ia merasa semakin
ditantang, karena Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) memberikan pinjaman modal
untuk pengembangan usahanya. “Dengan bantuan modal ini, saya semakin tertantang
sekaligus harus lebih bertanggung jawab dengan usaha yang saya jalani ini.
Bagaimana agar usaha saya bisa lebih baik dan berkembang, sekaligus dapat
memberi motivasi teman-teman lain untuk mendirikan usaha,” papar Angga.
Semangat dan tantangan untuk menjadi
lebih besar lagi itu, ia tuangkan dengan akan dibukanya gerai baru di Jalan
Dipatiukur, Gegerkalong, dan Burangrang. “Kereasi rasa dan isinya juga akan
terus saya kembangkan. Saat ini sudah ada kreasi isi bakso sapi, bakso ikan,
kornet sapi, bahkan isi gurita pun ada, yang lebih banyak dikenal dan disukai
pelanggan. Saya juga berencana akan membuka gerai baru di Jalan Dipatiukur,
Gegerkalong, dan Burangrang,” ujarnya.
Angga juga berbagi tips saat menghadapi
kendala dalam bisnis, karena menurutnya setiap pekerjaan tentu ada
kendala-kendala yang harus dihadapi. “Dalam setiap pekerjaan termasuk bisnis
tidak selamanya senang. Akan ada masa sulit dan kendala-kendalanya. Pokonya kendala
yang ada harus dihadapi dan diatasi, jangan dibiarkan,” tandasnya.
Angga hanya salah satu contoh mahasiswa IM
Telkom yang telah menuai sukses dalam bisnisnya, masih banyak lagi mahasiswa IM
Telkom yang berentrepreneur dan telah
sukses. Sebab, IM Telkom terus mendorong mahasiswa menjadi seorang pengusaha.
*Tulisan ini pernah dimuat di Majalah M-Bizz
kalo menghubungi p angga di mana ya
ReplyDeleteWaktu itu saya bertemu dan wawancara di Institut Manajmen Telkom (IM Telkom) Bandung. trks
Delete