January 17, 2013

Angga Pradika: Terinspirasi dari Cemilan Tokoyaki


Oleh: Mulyadi Saputra



Pengusaha di Indonesia memang belum sebanyak di negara-negara lain seperti China, Jepang, Singapura atau Amerika Serikat. Negera-negara tersebut telah mampu menumbuhkan wirausaha hingga 10% dari jumlah penduduk. Sedangkan Indonesia saat ini baru mencapai angka 1,5 juta pengusaha atau sekitar 1,56% dari jumlah penduduk. Padahal idealnya minimal diangka 4 juta penduduk atau 2% dari jumlah penduduk Indonesia.
Namun Indonesia terus mendorong agar pengusaha-pengusaha bertumbuhan, salah satunya yakni Institut Manajemen Telkom (IM Telkom) yang konsen menciptakan wirausahawan muda mahasiswa. Angga Pradika seorang mahasiswa IM Telkom dari Program Studi (prodi) Akuntasi, yang telah memulai usahanya. Bahkan saat ini, Angga pradika dapat dibilang sukses, karena telah memiliki tiga
cabang di Indonesia, yakni di Bandung, Jakarta dan Solo. Usahanya yang bergerak di bidang kuliner ini, berlabel ‘Mister Tako’ sebuah jajanan dari negara Jepang.
Angga Pradika yang terlahir 19 tahun silam tepatnya di Jakarta, 29 Mei 1992 ini, telah memulai usahanya sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu, lelaki yang punya hobi kuliner ini melihat di Jepang sedang booming makanan kudapan, seperti cemilan, bernama tokoyaki. Ia mencoba membuat cemilan ini dan menitipkannya di kantin sekolah.
Ternyata makanan yang ia buat tersebut banyak disukai orang, sehingga saat ia masuk ke IM Telkom pada tahun 2010 silam mencoba membuat kreasi gerobak sendiri dengan label ‘Mister Tako’. Pada saat membuat gerobak tersebut, Angga menggelontorkan dana sebesar Rp. 8 juta, sedangkan untuk perlengkapan dan bahan-bahannya Rp. 1 juta, sehingga totalnya yakni Rp. 9 juta.   
“Pada tahun 2010 saya buka di sekitar kawasan pendidikan Telkom, dan responnya cukup bagus. Ya, akhirnya sampai sekarang ini,” ujar mahasiswa yang kini duduk di semester empat ini.
Anak sulung dari dua bersaudara ini, memilih menjadi seorang entrepreneur bukan sekedar mengisi waktu luang saja atau bahkan ikut trend yang saat ini banyak digeluti orang, tetapi memang ia niati untuk terus mengembangkan usaha tersebut. Berwirausaha dapat menciptakan kemandirian bangsa, dan membantu permasalahan pengangguran yang saat ini cukup banyak di negeri ini. “Wirausaha itu banyak sekali manfaatnya. Kita jadi bisa mengurangi pengangguran, dengan memperkerjakan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Dengan usahanya dan terus kreatif menciptakan rasa baru di cemilan buatannya itu, kini Angga sedah mulai menikmati hasilnya. Ia bahkan saat ini sudah memiliki sepuluh pegawai. Dari hasil usahanya tersebut, omzet per bulan bisa capai RP. 40 juta. “Bahkan pernah mencapai omzet per booth (gerai gerobak) sebesar Rp. 15 juta,” ungkapnya.
Meski ia telah sibuk mengurus bisnisnya, Angga tidak pernah mengabaikan kuliah. Ia justru mendapat Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,00 meski terbilang sibuk. Ini yang perlu dicontoh, sebab kebanyakan mahasiswa yang berwirausaha lupa dengan misi utamanya, yaitu kuliah.  
Tak berhenti disitu saja, Angga kini semakin serius saja dengan pengembangan bisnisnya ini. Sebab ia merasa semakin ditantang, karena Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) memberikan pinjaman modal untuk pengembangan usahanya. “Dengan bantuan modal ini, saya semakin tertantang sekaligus harus lebih bertanggung jawab dengan usaha yang saya jalani ini. Bagaimana agar usaha saya bisa lebih baik dan berkembang, sekaligus dapat memberi motivasi teman-teman lain untuk mendirikan usaha,” papar Angga.
Semangat dan tantangan untuk menjadi lebih besar lagi itu, ia tuangkan dengan akan dibukanya gerai baru di Jalan Dipatiukur, Gegerkalong, dan Burangrang. “Kereasi rasa dan isinya juga akan terus saya kembangkan. Saat ini sudah ada kreasi isi bakso sapi, bakso ikan, kornet sapi, bahkan isi gurita pun ada, yang lebih banyak dikenal dan disukai pelanggan. Saya juga berencana akan membuka gerai baru di Jalan Dipatiukur, Gegerkalong, dan Burangrang,” ujarnya.
Angga juga berbagi tips saat menghadapi kendala dalam bisnis, karena menurutnya setiap pekerjaan tentu ada kendala-kendala yang harus dihadapi. “Dalam setiap pekerjaan termasuk bisnis tidak selamanya senang. Akan ada masa sulit dan kendala-kendalanya. Pokonya kendala yang ada harus dihadapi dan diatasi, jangan dibiarkan,” tandasnya.
Angga hanya salah satu contoh mahasiswa IM Telkom yang telah menuai sukses dalam bisnisnya, masih banyak lagi mahasiswa IM Telkom yang berentrepreneur dan telah sukses. Sebab, IM Telkom terus mendorong mahasiswa menjadi seorang pengusaha.

*Tulisan ini pernah dimuat di Majalah M-Bizz

2 comments:

  1. kalo menghubungi p angga di mana ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu itu saya bertemu dan wawancara di Institut Manajmen Telkom (IM Telkom) Bandung. trks

      Delete