ilustrasi by soshable.com |
Dalam
dunia marketing, cukup banyak
istilah-istilah asing yang kerap membuat tanda tanya dalam benak. Salah satunya
yakni brand awareness, yang sering disebut dan diutarakan oleh kalangan marketers (sebutan untuk pelaku
marketing) sebagai salah satu tujuan utama dari kegiatannya. Sebenarnya, apa
yang dimaksud dengan brand awareness tersebut?
Brand
awareness adalah kemampuan calon pembeli atau
konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah merek produk. Dalam hal ini
tentunya bisa meliputi nama, gambar,
logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pemasar untuk mempromosikan
produk-produknya.
Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu
faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand
produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri
bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand suatu produk, maka semakin
besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Menurut para pakar, brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan, pertama, brand recognition
atau pengenalan, yang merupakan tingkatan
paling rendah. Sebab, para
konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa
mengingat merek tersebut.
Kedua,
brand
recall atau mengingatkan kembali, kesadaran merek
langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan.
Berbeda dengan recognition yang
membutuhkan alat bantu, brand recall
hanya membutuhkan pengulangan atau penyebutan
ulang untuk mengingat merek produk.
Terakhir,
top of mind
atau puncak, adalah
tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen. Sehingga dalam level
ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk
tertentu.
Untuk bisa sampai ke
level top of mind, tentunya
dibutuhkan strategi promosi khusus untuk menanamkan brand produk hingga sekuat itu. Langkah-langkah untuk menciptakan brand
awareness dalam benak pelanggan memang tak
cukup mudah untuk dikuasasi. Pertama,
pastikan bahwa nama brand yang diusung cukup mudah
diingat para konsumen. Contohnya saja seperti merek air mineral “Aqua” yang
sekarang ini menjadi top of mind dari
produk air mineral.
Kedua,
buatlah pesan unik yang membedakan merek Anda dengan
produk kompetitor. Strategi promosi seperti ini bisa kita lihat dari kesuksesan
produk biscuit Oreo, dimana sang pelaku pasar memperkenalkan cara makan oreo
yang unik, dan sengaja menggunakan model anak untuk membidik pangsa pasar yang
diinginkan (konsumen anak-anak).
Ketiga,
menggunakan slogan atau jargon yang membantu konsumen
untuk mengingat brand. Strategi promosi seperti ini bisa dilihat dari kesuksesan
iklan Indomie. Dimana sang produsen mengusung slogan “Indomie..Seleraku!” yang
sekaligus bisa membantu para konsumen untuk mengingat brand mereka.
Keempat,
pilihlah logo atau simbol yang dapat dihubungkan
dengan brand produk. Contohnya saja seperti kesuksesan logo McDonald’s yang
menggunakan lambang menyerupai huruf “m” berwarna merah, sesuai dengan huruf
awal yang tertera pada nama brand mereka.
Hampir semua orang akan teringat dengan logo tersebut, meski tidak disertai
dengan tulisan di sekitarnya atau produk didekatnya.
Terakhir,
lakukan pengulangan untuk mempertajam ingatan para
konsumen. Ini layaknya pelaku
hipnotis, yang terus mempengaruhi otak bawah sadar dengan
pengulangan-pengulangan kata. Dalam hal ini, upayakan bisa menjadi sumber
inspirasi bagi mereka, meningkatkan daya tarik brand tersebut dimata para konsumen. Selain itu, dapat pula
merangkul konsumen dalam kegiatan promosi, dan berkomitmen untuk melibatkan
brand tersebut dalam setiap kegiatan.
Namun, strategi dan trik di atas tak
bernilai apa-apa jika produk yang dihasilkan tidak sesuai keinginan konsumen.
Meski produk tersebut terkenal, tentu tak ada manfaat real bagi produsen jika pasar
tidak menerima produknya, hingga produk tersebut tak laku dipasaran. Buat
produk yang sesuai keinginan pasar, lalu buatlah promo hingga melekat pada otak
konsumen “top of mind”. (dari
berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment