April 10, 2013

Brand Awareness: Membangun Ingatan Konsumen

Oleh: Mulyadi Saputra

ilustrasi by soshable.com
Dalam dunia marketing, cukup banyak istilah-istilah asing yang kerap membuat tanda tanya dalam benak. Salah satunya yakni brand awareness, yang  sering disebut dan diutarakan oleh kalangan marketers (sebutan untuk pelaku marketing) sebagai salah satu tujuan utama dari kegiatannya. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan brand awareness tersebut?

Brand awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah merek produk. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar, logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pemasar untuk mempromosikan produk-produknya.
Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa dipungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand suatu produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Menurut para pakar, brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan, pertama, brand recognition atau pengenalan, yang merupakan tingkatan paling rendah. Sebab, para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut.
Kedua, brand recall atau mengingatkan kembali, kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan atau penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. 
Terakhir, top of mind atau puncak, adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen. Sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu.
Untuk bisa sampai ke level top of mind, tentunya dibutuhkan strategi promosi khusus untuk menanamkan brand produk hingga sekuat itu. Langkah-langkah untuk menciptakan brand awareness dalam benak pelanggan memang tak cukup mudah untuk dikuasasi. Pertama, pastikan bahwa nama brand yang diusung cukup mudah diingat para konsumen. Contohnya saja seperti merek air mineral “Aqua” yang sekarang ini menjadi top of mind dari produk air mineral.
Kedua, buatlah pesan unik yang membedakan merek Anda dengan produk kompetitor. Strategi promosi seperti ini bisa kita lihat dari kesuksesan produk biscuit Oreo, dimana sang pelaku pasar memperkenalkan cara makan oreo yang unik, dan sengaja menggunakan model anak untuk membidik pangsa pasar yang diinginkan (konsumen anak-anak).
Ketiga, menggunakan slogan atau jargon yang membantu konsumen untuk mengingat brand. Strategi promosi seperti ini bisa dilihat dari kesuksesan iklan Indomie. Dimana sang produsen mengusung slogan “Indomie..Seleraku!” yang sekaligus bisa membantu para konsumen untuk mengingat brand mereka.
Keempat, pilihlah logo atau simbol yang dapat dihubungkan dengan brand produk. Contohnya saja seperti kesuksesan logo McDonald’s yang menggunakan lambang menyerupai huruf “m” berwarna merah, sesuai dengan huruf awal yang tertera pada nama brand mereka. Hampir semua orang akan teringat dengan logo tersebut, meski tidak disertai dengan tulisan di sekitarnya atau produk didekatnya.
Terakhir, lakukan pengulangan untuk mempertajam ingatan para konsumen. Ini layaknya pelaku hipnotis, yang terus mempengaruhi otak bawah sadar dengan pengulangan-pengulangan kata. Dalam hal ini, upayakan bisa menjadi sumber inspirasi bagi mereka, meningkatkan daya tarik brand tersebut dimata para konsumen. Selain itu, dapat pula merangkul konsumen dalam kegiatan promosi, dan berkomitmen untuk melibatkan brand tersebut dalam setiap kegiatan.
         Namun, strategi dan trik di atas tak bernilai apa-apa jika produk yang dihasilkan tidak sesuai keinginan konsumen. Meski produk tersebut terkenal, tentu tak ada manfaat real bagi produsen jika pasar tidak menerima produknya, hingga produk tersebut tak laku dipasaran. Buat produk yang sesuai keinginan pasar, lalu buatlah promo hingga melekat pada otak konsumen “top of mind”. (dari berbagai sumber)
 

No comments:

Post a Comment