Oleh: Patimah
Siapakah yang paling
tahu semua hal terkait keuangan di Telkom Group? Jika belum tahu, sosok ini
mungkin salah satunya. Ya, adalah M. Wisnu Adji, SE, M.Si., Akuntan yang kini
menjabat sebagai Vice President (VP) Financial & Logistic Policy Telkom Group.
Dialah yang membawa Telkom Group selangkah lebih maju dibanding
perusahaan-perusahaan plat merah lainnya dalam hal pengadopsian International
Financial Reporting Standars (IFRS).
Meski Kementerian BUMN
menetapkan pemberlakuan IFRS tahun 2012, Telkom Group telah
mengimplementasikannya sejak 2011. Rupanya, hal ini tak lepas dari sifat Wisnu
yang sangat memperhatikan ketatnya persaingan, sehingga harus selalu jadi yang
terdepan. Ia pun menekankan dua hal, yakni kemandirian dan kemampuan menghadapi
persaingan.
“Sekarang persaingan
lebih ketat, jadi saya selalu menekankan pentingnya kemandirian. Kedua,
ciptakan diri kita agar tetap dibutuhkan orang lain, sehingga dapat terus
eksis,” ungkapnya.
Pernyataan pria
kelahiran Cimahi, 28 Maret 1964 ini tak
berlebihan. Kemampuannya membawa perubahan di Telkom Group dilandasi kemampuan yang kuat di bidang keuangan. Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini pun sudah banyak bertemu dan bergaul dengan para auditor. Tak heran, ia pun sudah makan asam garam di bidang akuntansi dan keuangan.
berlebihan. Kemampuannya membawa perubahan di Telkom Group dilandasi kemampuan yang kuat di bidang keuangan. Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini pun sudah banyak bertemu dan bergaul dengan para auditor. Tak heran, ia pun sudah makan asam garam di bidang akuntansi dan keuangan.
Sebagai orang yang
paling tahu tentang IFRS, Wisnu pun mengaku awalnya kesulitan untuk
mengimplementasikan ini pada perusahaan besar sekelas Telkom Group. Pasalnya,
menurut pria yang mulai bekerja di Telkom tahun 1988 ini, butuh pemahaman
persepsi yang sama untuk membuat laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Dibandingkan standar akuntansi sebelumnya, IFRS yang berbasis prinsip
membutuhkan pengetahuan lebih di kalangan para akuntan publik maupun pembuat
kebijakan karena bersifat judgemental. Jika tidak, maka bisa saja terjadi
perbedaan persepsi. Maka, Wisnu pun selalu mengikuti forum-forum tentang
akuntansi dan IFRS khususnya baik di dalam maupun luar negeri.
“Itulah mengapa saya
selalu ingin terlibat dalam pembahasan-pembahasan tentang IFRS khususnya di
Indonesia baik dengan regulator atau penyusun laporan. Supaya tidak ada
perbedaan persepsi antara auditor dan auditee. Untuk itu, kami sering berkumpul
untuk menyamakan pemahaman,” tutur anggota implementasi IFRS Kementerian BUMN
dan implementasi IFRS Nasional dari Kementerian Keuangan ini.
Di sela-sela
kesibukannya, pria berdarah Jawa ini selalu meluangkan waktu untuk keluarga dan
beberapa hewan peliharaannya. Ia pun mengaku, lebih baik berkumpul bersama
keluarga atau membaca dari pada menghabiskan waktu senggangnya dengan bermain
golf. Mengingat waktunya untuk keluarga hanya dapat dilakukan akhir pekan.
“Sabtu atau Minggu
waktu buat keluarga, kalau tidak jalan kaki saya biasanya membaca novel yang
bersifat petualangan misalnya novel 5cm yang menceritakan persahabatan. Buku
ini penuh nilai-nilai yang mendukung dalam pergaulan. Saya juga senang
memelihara beberapa binatang, seperti burung, ikan dan anjing. Kalau untuk
olahraga saya tidak spesifik misalnya golf. Dari pada main golf seharian,
mending waktunya untuk keluarga,” ujar ayah dua anak ini.
Meski berkutat dalam
bidang Akuntansi dan keuangan, rutinitas Wisnu untuk selalu belajar dan membaca
membuat daya imajinasinya cukup bagus. Ia pun sudah membukukan pengalamannya
membawa Telkom Group untuk mengimplementasikan IFRS dalam sebuah buku yang
dapat dibaca semua kalangan bersama rekannya, Dian R. Basuki.
Untuk generasi muda
saat ini, Wisnu berpesan agar tidak terjebak dalam hal-hal instan karena
menurutnya semua hal membutuhkan jerih payah. “Saya merasa hidup di zaman
sekarang lebih sulit dari pada waktu saya muda dulu, gangguannya lebih banyak.
Dulu, cari sekolah masih gampang dan karir masih terbentang luas. Tapi
sekarang, cari sekolah sulit biayanya pun mahal. Setelah itu, mau bekerja pun
susah. Tapi, semua itu jangan dijadikan hambatan, anggap saja itu tantangan,”
tandas mantan VP Internal Audit PT Telkom ini.
*pernah dimuat di Majalah Cyber
No comments:
Post a Comment