Dok. Choir |
Bermodalkan tekad yang kuat, kerja keras
dan usaha apapun bisa terjadi. Benar, jika ada yang mengatakan ‘sesungguhnya di
dunia ini tidak ada yang mustahil, jika mau berusaha semua menjadi mungkin
terjadi’, bisa dibuktikan. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Institut
Manajemen Telkom (IMT) atau yang lebih dikenal dengan IMT Choir ,
membuktikannya dengan menjuarai berbagai perlombaan di tingkat nasional dan
internasional.
Untuk kejuaraan nasional, IMT Choir
merebut juara pertama pada kompetisi paduan suara terkemuka di Indonesia yang
digelar Institut Teknologi Bandung (ITB), September 2012 lalu. Prestasi
gemilang ini memang sudah ditargetkan IMT Choir sejak berdiri. “Sejak STMB
(Sekolah Tinggi Manajemen Bandung) dulu
sudah ada, tetapi hanya tampil di
acara-acara seremonial kampus. Pada tahun 2002, saya jadi pengurus dan
mengusulkan menjadi organisasi penuh dan jadi UKM, tahun 2003-2004 akhirnya
disahkan,” papar anggota senior IMT Choir, Tarandika Tantra
Tantra melanjutkan, “Sejak tahun 2005
kami punya program, mengadakan konser, sehingga menuntut kami untuk berlatih
terus-menerus. Lalu, dibuat roadmap tahun 2006 bahwa IMT Choir 5 – 10 tahun ke
depan harus bisa menjadi juara baik nasional maupun internasional. Tahun 2010
dicoba ikut lomba di ITB, tapi belum menang. Tahun ini, akhirnya kami bisa
mewujudkan cita-cita menjadi juara itu,” kenang Tantra.
Setelah menjadi juara di lingkup
nasional, pada November 2012, IMT Choir kembali menoreh prestasi di kancah
internasional dengan menjuarai ajang ‘Busan Choral Festival and Competition’ di
Busan Korea Selatan. Prestasi gemilang ini tentu bukan hasil cuma-cuma, kerja
keras anggota dan tim dari IMT Choir-lah yang menentukannya. Meski hanya
memboyong medali perak atau juara dua, namun ajang ini merupakan ajang
bergengsi di dunia paduan suara.
Ada dua tim paduan suara yang dikirim
untuk mewakili Indonesia di Korea Selatan, namun hanya IMT Choir yang berhasil
membekukan prestasi. “Lawan kami ada dari Norwegia, Korea, ada dari Indonesia
sendiri, dari Polandia, China, Philipina dan lainnya. Kami berhasil meraih
medali perak dari kategori ethnic, sedangkan yang memperoleh emas dari Norwegia
kategori ethnic. Sementara untuk kategori mix kami kalah. Secara keseluruhan
ada empat kategori, ada suara perempuan, suara laki-laki, mix suara, populer,
dan ethnic. Kami hanya ikut serta pada dua kategori. Biasanya untuk kategori
ethnic, peraih juara selalu dari Asia, tetapi untuk kali ini hanya kami yang
memang mewakili Asia,” jelas Tantra.
Prestasi yang diraih pada ajang
menakjubkan di Busan ini, menurut Tantra, tidak disangka. Mengingat persiapan
IMT Choir sangat singkap,hanya sekitar dua bulan menjelang lomba berlangsung.
“Waktu kami hanya dua bulan untuk persiapan, soalnya kami mendapat informasinya
terlalu mepet. Namun, sejak mendapatkan info tersebut, kami terus latihan,
hingga akhirnya kami dapat memperoleh hasil yang memuaskan ini,” ucapnya.
IMT Choir sendiri memiliki anggota aktif
lebih dari 70 orang, dengan keanggotaaan bersifat seumur hidup. Jadi, bagi
mahasiswa yang sudah lulus dari IM Telkom sekalipun masih tetap bisa ikut serta
dan aktif di organisasi. “Hingga kini sebenarnya antusias mahasiswa untuk ikut
serta pada UKM ini sangat banyak, dan kami juga melakukan seleksi pada
penerimaan anggota baru,” ucap Tantra.
IMT Choir yang diketuai Wulan Swastika
ini, memiliki jurus khusus untuk memacu anggota agar dapat tampil lebih baik.
Salah satunya yakni dengan menonton pertunjukan-pertunjukan paduan suara
profesional. “Kami sering nonton konser paduan suara lain, untuk menjadikan
motivasi bagi kami, selain itu juga ikut serta pada perlombaan-perlombaan, di
sana akan banyak belajar dari grup-grup lain dan kesalahan yang kami lakukan.
Selain itu, peran pelatih juga sangat besar, waktu lomba di Busan kemarin itu,
kami seperti anak kecil yang ikut lomba orang dewasa dan ternyata menang,”
ungkapnya.
Pada perlombaan di Busan, peserta tidak
hanya berasal dari mahasiswa, tetapi juga kalangan profesional. Bahkan,
perwakilan dari Indonesia selain dari IMT Choir, tim lainnya berasal dari dari
kelompok paduan suara gereja. Namun, dengan modal semangat dan kerja keras
akhirnya dapat bersaing dan bahkan memenangi kompetisi yang didukung penuh oleh
Kementerian Kebudayaan Korea Selatan tersebut.
IMT Choir yang sebelumnya bernama PSM
(Paduan Suara Mahasiswa) STMB, akan terus maju dalam kompetisi-kompetisi dunia
lainnya. Pada 2014 mendatang, IMT Choir berencana ikut serta di ajang bergengsi
lainnya di Eropa. Selain itu, UKM ini akan mengadakan konser besar di Indonesia
pada tahun 2013 mendatang.
“Tahun 2013 kami mau mengadakan konser
besar tahunan, untuk memperingati satu dekade IMT Choir. Terlebih Bandung
dikenal sebagai pusat paduan suara mahasiswa. Kami ingin tunjukkan kalau IMT
Choir itu berkualitas. Sementara tahun 2014 kami berencana ikut kompetisi
internasional lagi, kami sudah dapat undangannya dari Inter Culture, yaitu
organisasi paduan suara internasional. Kalau tidak salah, rencananya akan
berlangsung di Republic Ceko atau Belanda untuk tahun ini. Target lainnya
adalah bisa masuk dan menjadi juara di ajang European Grand Prix, ajang
kompetisi yang diimpikan semua tim paduan suara,” pungkasnya.
Namun, untuk masuk dalam ajang European
Grand Prix tidak mudah, karena harus lolos diberbagai seleksi dengan
tahapan-tahapan cukup banyak dan berat. Persaingannya pun tentu cukup berat.
Untuk di Indonesia, salah satu alat ukurnya yaitu kompetisi yang
diselenggarakan di ITB.
No comments:
Post a Comment