February 7, 2014

Bisnis Budaya Vs Budaya Bisnis

Oleh: Mulyadi Saputra

sumber foto: chikalku.blogspot.com 

Beberapa tahun ini budaya korea selatan (Korsel) semakin dahsyat perkembangannya, mewabah pula ke Indonesia yang akhir-akhir ini remajanya sedang demam Korea. Budaya Korea atau kerap di sebut K-POP memang terus mewabah, dari life style hingga seni musik. Lebih dahsyatnya lagi, Korsel cermat dalam menyiasati hal ini, sehingga budaya yang merebak tersebut dipadukan dengan bisnis hingga memperoleh keuntungan financial nan besar. Lalu, apa sebenarnya kiat yang dilakukan Korsel dalam mengembangkan bisnis budayanya, mengapa Indonesia tidak bisa mengembangkan hal serupa?

Ini memang fenomena menarik yang tengah berkembang dibelahan dunia, terutama Asia. Bicara Korea tak lepas dari Hallyu atau Korean Wave yang merupakan sebuah penamaan dari kebudayaan Korea yang berkembang beberapa dekade terakhir ini. Hallyu mulai digemari oleh penduduk Asia mulai sekitaran tahun 1990an terutama di China, Jepang dan beberapa kawasan Asia Tenggara. Berawal dari industri hiburan yakni K-Pop dan K-Drama yang mengawali era kebudayaan Korea di kancah internasional.
Kesuksesan Korea dalam industri hiburan tersebut hasil dari mengikutsertakan nilai, pola hidup, kehidupan sosial, sistem dan tradisi serta kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Korea yang mulai dinikmati oleh masyarakat global. Proses inilah yang disebut sebagai koreanization. Bahkan hal ini juga turut membawa dampak positif bagi industri fashion, teknologi, maupun otomotif di Korea. Tingginya permintaan atas barang-barang elektronik buatan Korea di beberapa negara di dunia menjadi pembuktian atas skenario besar yang dirancang untuk menguasai peradaban manusia.
Kebanggaan dan kepercayaan diri yang tinggi telah mengangkat derajat negara Korea dari sebuah kungkungan masa lalu yang memaksa mereka menyerah pada Cina dan Jepang. Hasrat ingin menjadi sebuah kekuatan baru di Asia dengan sedikit terinsipirasi dari Confusianisme China dan sedikit mengabaikan sensasionalisme Barat telah mendegradasi dominasi yang cenderung keras oleh dunia barat. Dengan kemasan yang lebih menarik dan indah, distorsi kebudayaan menjadikan Hallyu menjadi sesuatu yang mudah untuk diterima dan diserap. Tidak dapat dinafikan budaya Pop Korea adalah sebuah proyek globalisasi yang berusaha membangun citra positif Korea Selatan di mata Internasional, sehingga menimbulkan ketertarikan dan keingintahuan lebih lanjut untuk mempelajari tentang kebudayaannya lebih dalam. Pencitraan memang menjadi faktor penentu suatu negara untuk mendapatkan kerpcayaan dunia internasional.
Berangkat dari sana pula bidang-bidang bisnis di Korea semakin melejit bak roket penembus bulan. Dari segi teknologi produk Korea mampu bersaing di kancah internasional, bahkan tak tanggung-tanggung, produk asal negeri gingseng ini bersaing face to face dengan Jepang, Amerika dan Eropa. Misalnya untuk Smartphone buatannya, mampu bersaing langsung dengan buatan Jepang, Amerika, dan Eropa. Lalu, untuk produk atomotif, merk dari Korea semakin di minati di berbagai negara di dunia.
Hal tersebut tak lepas dari budaya dan pencitraan yang mereka buat dan kembangkan. Teknologi selalu diselipkan diantara budaya K-Pop dan K-Drama. Sehingga pengenalan terhadap produk sekain cepat sampai pada konsumen. Sebab budayanya telah lebih dulu merasuk dan mewabah di tengah masyarakat berbagai negara. Pemuda Indonesia misalnya, tak sedikit yang memiliki hobi menonton film-film hingga mengagumi artis Band asal Korea.
Lalu, bagaimana dengan budaya dan bisnis di Indonesia? Negara tercinta ini memiliki ribuan budaya,  tiap daerah memiliki budaya yang menarik dan unik. Namun, Indonesia sepertinya belum memasukkan bisnis pada budaya sehingga budaya bisnisnya pun belum mampu bersaing di kancah internasional. Selain itu, budaya Indonesia bisa dibilang bertahan di ranah tradisional, layaknya budaya Hallyu di Korea yang terus dimodernisasi hingga menimbulkan ketertarikan tiap generasi. 

Tak hanya itu, Indonesia secara pencitraan memang terbilang kurang, sehingga mata internasional belum semuanya melihat ke arah budaya Indonesia. Sehingga untuk membisniskan budaya serta menyelipkan produk Indonesia diatara budaya pun tak sepenuhnya terlaksana. Jadi, yang perlu dilakukan oleh bangsa ini anatara lain yakni menyebarkan dan melakukan pencitraan melalui seni budaya yang sebelumnya telah dicampur dengan budaya modern. Jika seni budaya Indonesia telah melambung di kancah internasional, otomatis pencitraan serta produk asal Indonesia akan mudah diselipkan. Hingga Indonesia mampu bersaing dan mengalahkan negara –negara maju di dunia. Buktikan saja! (dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment